Tips efektif Pendidikan Karakter di
Sekolah
Ada beberapa tips efektif pendidikan karakter di sekolah yang bisa
ditawarkan. Berikut beberapa tips-tips sebagai berikut :
a.
Menghidupkan Sholat Berjamaah
Sholat
berjamaah dalam Islam, selain menunjukan pentingnya kerukunan dan persaudaraan,
juga menjadi wahana efektif dalam penyebaran pengetahuan antara ilmuwan dan
orang awam. Sehingga, terjadi interaksi ilmiah yang bermanfaat bagi semua
orang. Sholat menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan karakter
seseorang.
Dengan
adanya sholat berjamah, pelan-pelan namun pasti, moralitas anak didik akan
semakin tertata. Sikap atau perilaku mereka semakin terkendali. Pendidikan
memang bukan hanya transfer pengetahuan, tapi juga perubahan perilaku sesuai
denagn nilai-nilai agung yang diyakini kebenarannya.
Disinilah
pentingnya membangun kedekatan secara intens kepada Tuhan. Pendidikan agama
menjadi sangat penting untuk melakukan pendalaman dalam bidang ini menuju
tingkat kesadaran esensial yang mampu membentuk karakter yang bertanggung
jawab.
b.
Mencium tangan Guru
Mencium
tangan saat merupakan simbol kerendahan hati dan penghormatan seorang kepada
orang yang dihormati dan disegani. Guru merupakan salah satu sumber ilmu
sehingga sangat wajar dicium tangannya. Tradisi ini diharapkan ditularkan anak
kepada orang tua dan tokoh yang dihormati. Bahkan mencium tangan ternyata cukup
efektif untuk menghilangkan kesombongan dan keangkuhan pada diri seseorang.
Dahulu agama memang ada aturan bahwa jika seseorang sudah besar maka tidak
boleh menyentuh wanita yang sudah besar. Artinya dalam proses cium tangan ini,
jika anak didik sudah besar, maka Ibu Guru cukup memberi isyarat dengan tangan,
sehingga terhindar dari kontak fisik yang dilarang agama.
c.
Menambah Mata Pelajaran Biografi
Para Tokoh
Pendidikan
Karakter dapat dilakukan dengan memperkenalkan pemikiran dan perjuangan para
tokoh bangsa. Selain itu, juga menanamkan dan menginternalisasi mental juara,
serta menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang hampir pudar
sekarang ini.
Tentu
akan lebih efektif jika anak didik
diberi tugas membuat resensi biografi tokoh. Sehinga, mereka mengenal secara
mendalam tentang diri mereka, baik dalam hal perjalanan hidup, pemikiran, latar
belakang pendidikan, perjuangan, karya tips-tips mereka dalam meraih kesuksesan
hidup.
d.
Membuat pesa-pesan pendek di
tempat-tempat strategis
Dalam
konteks sekolah, diusahakan ada banyak tempat yang bisa ditempelkan kata-kata
mutiara dari para tokoh. Tidak perlu tulisan yang banyak, sedikit saja, asalkan
mengenal maka akan membekas dalam pikiran, hati dan sikap anak didik. Kata-kata
mutiara tersebut dibuat dalam bentuk permanen dan ada pula temporer. Dalam satu
atau dua minggu diganti dengan kata-kata yang lain. Dengan demikian, anak didik
mendapat sesuatu yang baru secara terus menerus, sehingga semangat belajar dan
berprestasi di dinamis sepanjang waktu.
e.
Menggelar Doa dan Istighosah rutin
Selain
aspek intelektual, kemampuan spiritual dan emosional juga sangat penting dalam
meraih kesuksesan. Justru pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan
pengasahan emosional dan spiritual. Dalam rangka memantapkan kedua aspek ini,
sekolah seyogyanya menggelar doa dan istighosah.
Doa
merupakan simbol dari optimisme dan awal bagi lahirnya keyakinan dalam meraih
kesuksesan. Sedangkan istighosah merupakan lambang dari kedudukan kepada Tuhan
yang menunjukan semangat menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Istighosah mengajarkan manusia untuk tidak sombong dan bersikap rendah hati.
Selain itu juga menunjukan bahwa kesuksesan tidak bisa diraih secara sendirian,
tetapi sangat membutuhkan pertolongan dari Allah SWT dan bantuan dari sesama.
Disini, akan tampak semangat kolaborasi dan sinergi dalam membangun kekuatan
untuk meraih kesuksesan bersama yang diidam-idamkan.
f.
Menyediakan koleksi Buku Akhlak
yang Berkualitas
Bacaan
sangat berpengaruh terhadap pemikiran, kepribadian dan moralitas seseorang.
Bacaan yang berkualitas akan membakar semangat berprestasi dan mengembangkan
diri. Sedangkan bacaan yang negatif akan mengahncurkan moralitas
intelektualitas. Disinilah fungsi besar bacaan, sehingga dibutuhkan koleksi
literatur yang ilmiah, ispiratif, motivatif dan revolusioner.
Dalam
konteks pendidikan karakter, tersedianya buku bacaan akhlak, moral, etika dan
motivasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Kepala sekolah
bertugas aktif mengembangkan perpustakaan dengan melengkapi koleksi bacaan,
fasilitas komputer, internet serta mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah seperti
bedah buku, lomba menulis, seminar dan lain sebaginya. Kegiatan ini akan
menggugah dan mendorong semangat seseorang untuk membaca, menulis, berdiskusi
dan berkompetisi secara sehat yang bermanfaat bagi pembangunan karakter
positif.
g.
Mengunjungi mentor
Pendidikan
karakter membutuhkan sosok atau teladan yang bisa memberikan pengarahan,
masukan dan contoh yang baik kepada jajaran guru, wali murid, siswa dan siswi
serta pihak-pihak terkait. Mentor ini tentu manusia biasa yang mempunyai banyak
kekurangan sekaligus kelebihan. Tetapi, kelebihan dan keunggulannya dalam
bidang pemikiran, perjuangan dan akhlak lebih banyak,dan diakui manusia secara
umum.
h.
Menanamkan keikhlasan
Dunia
pendidikan merupakan dunia pengabdian yang suci bagi bangsa dan Negara. Tugas
utama pendidikan adalah melahirkan kader-kader penerus bangsa yang berkualitas
tinggi, baik moralitas, intelektualitas dan spiritualitas. Komersialisasi dan
industrialisasi pendidikan akan menghilangkan ruh suci pendidikan yang bertugas
mengubah perilaku anak didik sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Disinilah
keikhlasan, ketulusan dan kesucian hati sangat penting. Menurut Imam Ghozali,
seseorang bisa ikhlas jika mempunyai keyakinan bahwa hanya Allah lah yang memiliki
kekuatan, sedagkan manusia dan seluruh makhluk tidak mempunyai kekuatan
apa-apa. Dari sini, seseorang yang melakukan pekerjaan apapun tidak mengharapkan balasan dari orang lain karena
hanya Allah SWT yang bisa membalasnya.
i.
Memberikan
Reward dan sanksi
Untuk
mendorong atau mempercepat proses pendidikan karakter, seyogyanya pihak lembaga
pendidikan memberikan reward kepada siswa yang berprestasi dan sanksi pada
siswa yang gagal.
Reward
sebaiknya diberikan pada akhir tahun, sedangkan sanksi diberikan setiap saat
sebagi proses pembinaan mental. Reward yang diberikan haruslah yang menarik,
sehingga mampu mendorong anak didik untuk berlomba-lomba memburunya. Disinilah
pentingnya pelatihan, motivasi dan praktik yang sangat mendukung proses
internalisasi pendidikan karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar