a. Pengertian Motivasi
Chalijah Hasan menjelaskan bahwa : “motivasi
satu kesatuan yang merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti
yang di inginkan atau dikehendaki”.
Sebuah keluarga sakinah
terutama ayah (suami) dan ibu (istri) yang memberikan motivasi kepada anak
berarti menggerakan anak untuk melakukan aktivitas belajar. Sebagaimana
pandangan Sadirman AM, yaitu “memberikan motivasi pada anak berarti menggerakan
anak untuk melakukan sesuatu.
Pada tahap awal akan
menyebabkan si subyek belajar itu merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan
sesuatu kegiatan belajar”. Menumbuhkan motivasi dapat dilakukan dengan cara
memberitahukan bahwa belajar itu merupakan keharusan atau kewajiban bagi setiap
orang Islam, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 122.
Dengan adanya dasar
yang kuat tersebut, seorang anak akan termotivasi dirinya untuk belajar, karena
mengetahui belajar itu merupakan kewajiban bagi setiap umat manusia.
Sebuah keluarga yang
sakinah, terutama ayah dan ibu bisa menanamkan dan menumbuhkan motivasi secara
efektif. Motivasi sebagai proses mengantarkan anak kepada pengalaman-pengalaman
yang memungkinkan merekan dapat belajar. Dalam keluarga sakinah akan memiliki
hubungan kodrat dan kekal.
Jika sekolah menekankan
perkembangan inteligensi (IQ), maka dalam keluarga seharusnya merupakan
institusi perkembangan kecerdasan emosional (EQ). Seharusnya anak mempunyai hak
yang harus dipenuhi oleh orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
artinya :
Hak anak atas orang tuanya adalah :
1. Memberi
nama yang baik
2. Mengawinkan
apabila telah sampai umur
3. Mengajarkan
kitab (Al-Qur’an).(R.Abu Nu’aim dan Dailami dari Abu Hurairah) .
Dari uraian diatas
dapat diambil pengertian bahwa di dalam keluarga sakinah motivasi belajar anak
harus mendapat prioritas utama, karena motivasi merupakan kekuatan atau
dorongan bathin yang mampu memperoses dan menggiatkan segala bidang aktifitas
dan tingkah laku untuk memuaskan diri seseorang dengan memenuhi kebutuhannya
dan mencapai harapannya.
b.
Fungsi Motivasi
Perlu
ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada
aktifitas, maka fungsi motivasi menurut Sadirman AM, adalah :
a) Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
b) Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
d) Disamping
itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi
seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Demikian posisi motivasi yang sangat vital,
namun bukan berarti seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena
berhasil tidaknya seseorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh
motivasi saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya, hal ini sejalan
dengan pendapat Ngalim Purwanto yang menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya
belajar itu tergantung pada macam-macam faktor”.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :
1. Faktor
yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor
individual.
2. Faktor
yang ada diluar individu kita sebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor
individual : kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain : keluarga,
guru dan cara mengajar, lingkungan, serta kesempatan yang tersedia didalam
motivasi.
Dengan melihat uraian diatas, maka dapat
dipahami bahwa dengan adanya motivasi pada diri anak yang dibangkitkan melalui
pemberian motivasi belajar yang cukup, baik intrinsik maupun ekstrinsik,
kondisi keluarga yang menunjang yaitu ketenangan, ketentraman serta nuansa
mawaddah wa rahmah serta terpenuhinya sarana dan prasarana belajar, maka
kegiatan belajar terlaksana secara optimal.
c.
Macam-Macam Motivasi
Motivasi
diri timbul dan berkembang terdapat dalam dua dasar utama yakni : motivasi
intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
motivasi intrinsik
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait
dengan aktivitas belajar
Ada beberapa macam
terbentuknya motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar, antara lain :
a) Adanya Kebutuhan
Menurut Yaumil Agoes :
“memahami kebutuhan anak adalah semata-mata untuk memberi peluang pada anak
memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya
stimulasi”. Berdasarkan kepada pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan anak.
b) Adanya Cita-Cita
peran dan kontribusi
keluarga di tuntut untuk memberikan motivasi terhadap anak yang belum
mengetahui pentingnya belajar, agar anak dapat melakukan perbuatan yang dapat
menunjang pencapaian cita-citanya, sehingga anak merasa terpanggil untuk tetap
belajar secara efektif dan efisien agar dapat menggapai cita-citanya.
c) Keinginan Tentang Kemajuan Dirinya
Di dalam proses
belajar, motivasi memang memegang peranan penting. Menurut Sadirman bahwa :
“melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan
diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan
diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan
bagi setiap individu”.
d) Minat
Motivasi muncul karena
ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat
motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan kalau disertai dengan
minat.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motif ekstrinsik dapat
pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik itu aktif jika di rangsang dari luar dan
mempunyai kontribusi besar dalam menumbuhkan motivasi ini adalah keluarga,
sebagai tempat yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Dengan berbagai
cara keluarga dapat melakukan rangsangan untuk motivasi belajar anak.
Ada beberapa cara untuk
menumbuhkan dan membangkitkan anak agar melakukan aktifitas belajar,
diantaranya adalah :
a) Pemberian Hadiah
Motivasi dalam bentuk
hadiah dapat membuahkan semangat belajar
dalam mempelajari materi-materi pelajaran. Hadiah merupakan alat pendidikan
yang bersifat positif dan merupakan alat
pendorong untuk belajar yang lebih aktif. Dalam pemberian harus dapat memilih waktu yang tepat, yaitu
kapan hadiah tersebut akan diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif
terhadap anak.
b) Kompetensi
Saingan atau kompetensi
dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak, baik persaingan
individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak.
c) Hukuman
Hukuman merupakan
pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif,
namun demikian dapat menjadi alat motivasi atau pendorong untuk mempergiat
belajar anak. Anak akan berusaha untuk mendapatkan tugas yang menjadi tanggung
jawanya, agar terhindar dari hukuman.
Ishom Ahmadi menyebutkan,
“Hukuman adalah termasuk alat pendidikan represif (menekan, mengekang, menahan,
atau menindas) yang bertujuan menyadarkan anak didik agar melakukan hal-hal
yang baik dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku”. Sebelum hukuman
diberikan, hendaknya pendidikan atau orang tua mengetahui tahapan-tahapan
seperti yang disebutkan oleh Ishom Ahmadi, antara lain : a.Pemberitahuan ,
b.Teguran Peringatan, c.Hukuman.
d) Pujian
Menurut Sadirman adalah
“Bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu memberikan
pujian pada anak. Positifnya pujian tersebut dapat menjadi motivasi untuk
meningkatkan prestasi, akan tetapi pujian yang diberikan kepada anak tidak
berlebihan.
Karena apabila terlalu
sering, maka anak akan menjadi besar kepala dan manja. Oleh karena itu pujian
hendaknya diberikan secara wajar saja agar menjadi motivasi bagi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar