Selamat Datang di Blog Triana , Semoga bermanfaat;) :)

Rabu, 22 Mei 2013

Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter



Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
       Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian beberapa indikator berikut :
1.      Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
2.      Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3.      Menunjukan sikap percaya diri
4.      Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
5.      Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomis dalam lingkup nasional.
6.      Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif.
7.      Menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, dan inovatif.
8.      Menujukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
9.      Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
10.  Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.
11.  Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab
12.  Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dan kesatuan R.I
13.  Menghargai karya seni dan budaya nasional
14.  Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
15.  Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
16.  Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
17.  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat, menghargai adanya perbedaan pendapat.
18.  Menunjukan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
19.  Menunjukan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
20.  Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah
21.  Memiliki jiwa kewirausahaan
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan, kesehatan dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.  Indikator ini bisa menjadi parameter sukses atau tidaknya lembaga sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan karakter.

Jenis - Jenis Pendidikan Karakter



  Jenis-jenis Pendidikan Karakter
       Ada 4 jenis pendidikan karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan antara lain :
1.      Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan ( Konservasi Moral )
2.      Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (Konservasi Budaya)
3.      Pendidikan karakter berbasis lingkungan ( Konservasi Lingkungan )
4.      Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil meningkatkan kualitas pendidikan ( Konservasi Human’s)
                 Pendidikan karakter berbasis potensi diri adalah proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya upaya secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik agar mereka mampu mengatasi diri melalui kebebasan dan penalaran serta mengembangkan serta potensi diri yang dimiliki anak didik.
Pendidikan karakter berbasis potensi diri memiliki beberapa kelebihan. Berikut beberapa kelebihan tersebut:
a.       Proses kegiatan pendidikan karakter berbasis potensi dilakukan dengan segala daya upaya. Artinya, dalam proses pendidikan karakter berbasis potensi diri, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar yang menyampaikan materi, tetapi juga sebagai inspirator, inisiator fasilitator, mediator, supervisor, evaluator, teman (friend) sekaligus pembimbing (konselor), lebih matang (older), otoritas akademik (authority in field), pengasuh (nurturer), dan sepenuh hati dengan cinta dan kasih sayang (devoted).
b.      Anak didik mampu mengatasi diri. Artinya, ia mampu bersikap mandiri, mampu mengatasi segala problem hidup seperti problem keuangan, perkuliahan, kesehatan, pribadi (emosi), keluarga, pengisian waktu senggang, serta agama dan akhlak.
c.       Kebebasan merupakan satu kondisi dan situasi merdeka. Tidak ada tekanan dari siapapun dan dari pihak manapun. Bebas menyatakan pendapat, melakukan aktivitas dan berkeyakinan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, serta tidak merugikan siapapun.
d.      Penalaran. Ini merupakan kemampuan berpikir yang benar dan teruji kebenarannya, yaitu kemampuan berfikir logis dan analitis. Berpikir logis merupakan kemampuan menganalisasikan pernyataan-pernyataan khusus (logika induktif melalui pengamatan empiris) atau menyimpulkan pernyataan umum atau khusus (logika deduktif melalui cara berpikir rasional). 
e.       Segala potensi anak didik. Artinya, setiap anak didik bersifat unik. Mereka memiliki potensi terpendam. Dalam proses pendidikan karakter, semua potensi yang dimiliki anak didik digali dan diberdayakan untuk bekal hidup mereka. Potensi diri dimiliki oleh setiap manusia yang normal. Potensi diri sangat banyak, antara lain etos belajar, idealisme pendidikan, mind wapping (penataan informasi agar mudah diakses), multiple intelligence (kecerdasan ganda), publik speaking (ketrampilan berbicara didepan umum) effective thinking (pola berpikir efektif), editing (penyuntingan karangan), brainstorming pelaksanaan model pembelajaran kooperatif (MPKTK), strategi pemberdayaan potensi mahasiswa, lesson study (pengamatan pembelajaran di kelas), serta informasi and communication technology ( ICT ).
Jenis pendidikan karakter ini menjadikan pendidikan senantiasa hidup di level individu, sosial, lingkungan, peradaban dan agama. Keempat level ini akan menyempurnakan dan melesatkan individu ke jalur kemenangan dahsyat yang tidak diprediksi sebelumnya, karena mengalami kecepatan luar biasa dalam hidupnya.



Motivasi



a.        Pengertian Motivasi
                        Chalijah Hasan menjelaskan bahwa : “motivasi satu kesatuan yang merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti yang di inginkan atau dikehendaki”.
Sebuah keluarga sakinah terutama ayah (suami) dan ibu (istri) yang memberikan motivasi kepada anak berarti menggerakan anak untuk melakukan aktivitas belajar. Sebagaimana pandangan Sadirman AM, yaitu “memberikan motivasi pada anak berarti menggerakan anak untuk melakukan sesuatu.
Pada tahap awal akan menyebabkan si subyek belajar itu merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar”. Menumbuhkan motivasi dapat dilakukan dengan cara memberitahukan bahwa belajar itu merupakan keharusan atau kewajiban bagi setiap orang Islam, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 122.
Dengan adanya dasar yang kuat tersebut, seorang anak akan termotivasi dirinya untuk belajar, karena mengetahui belajar itu merupakan kewajiban bagi setiap umat manusia.
Sebuah keluarga yang sakinah, terutama ayah dan ibu bisa menanamkan dan menumbuhkan motivasi secara efektif. Motivasi sebagai proses mengantarkan anak kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan merekan dapat belajar. Dalam keluarga sakinah akan memiliki hubungan kodrat dan kekal.
Jika sekolah menekankan perkembangan inteligensi (IQ), maka dalam keluarga seharusnya merupakan institusi perkembangan kecerdasan emosional (EQ). Seharusnya anak mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya :
Hak anak atas orang tuanya adalah :
1.      Memberi nama yang baik
2.      Mengawinkan apabila telah sampai umur
3.      Mengajarkan kitab (Al-Qur’an).(R.Abu Nu’aim dan Dailami dari Abu Hurairah) .




Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa di dalam keluarga sakinah motivasi belajar anak harus mendapat prioritas utama, karena motivasi merupakan kekuatan atau dorongan bathin yang mampu memperoses dan menggiatkan segala bidang aktifitas dan tingkah laku untuk memuaskan diri seseorang dengan memenuhi kebutuhannya dan mencapai harapannya.
b.         Fungsi Motivasi
                        Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada aktifitas, maka fungsi motivasi menurut Sadirman AM, adalah :
a)      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b)      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
d)     Disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
                        Demikian posisi motivasi yang sangat vital, namun bukan berarti seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena berhasil tidaknya seseorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto yang menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor”.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :
1.      Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual.
2.      Faktor yang ada diluar individu kita sebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor individual : kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain : keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan, serta kesempatan yang tersedia didalam motivasi.
                        Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa dengan adanya motivasi pada diri anak yang dibangkitkan melalui pemberian motivasi belajar yang cukup, baik intrinsik maupun ekstrinsik, kondisi keluarga yang menunjang yaitu ketenangan, ketentraman serta nuansa mawaddah wa rahmah serta terpenuhinya sarana dan prasarana belajar, maka kegiatan belajar terlaksana secara optimal.

Tips Efektif Pendidikan Karakter di Sekolah



Tips efektif Pendidikan Karakter di Sekolah
       Ada beberapa tips efektif  pendidikan karakter di sekolah yang bisa ditawarkan. Berikut beberapa tips-tips sebagai berikut :
a.      Menghidupkan Sholat Berjamaah
Sholat berjamaah dalam Islam, selain menunjukan pentingnya kerukunan dan persaudaraan, juga menjadi wahana efektif dalam penyebaran pengetahuan antara ilmuwan dan orang awam. Sehingga, terjadi interaksi ilmiah yang bermanfaat bagi semua orang. Sholat menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan karakter seseorang.
Dengan adanya sholat berjamah, pelan-pelan namun pasti, moralitas anak didik akan semakin tertata. Sikap atau perilaku mereka semakin terkendali. Pendidikan memang bukan hanya transfer pengetahuan, tapi juga perubahan perilaku sesuai denagn nilai-nilai agung yang diyakini kebenarannya.
Disinilah pentingnya membangun kedekatan secara intens kepada Tuhan. Pendidikan agama menjadi sangat penting untuk melakukan pendalaman dalam bidang ini menuju tingkat kesadaran esensial yang mampu membentuk karakter yang bertanggung jawab.
  
b.      Mencium tangan Guru
Mencium tangan saat merupakan simbol kerendahan hati dan penghormatan seorang kepada orang yang dihormati dan disegani. Guru merupakan salah satu sumber ilmu sehingga sangat wajar dicium tangannya. Tradisi ini diharapkan ditularkan anak kepada orang tua dan tokoh yang dihormati. Bahkan mencium tangan ternyata cukup efektif untuk menghilangkan kesombongan dan keangkuhan pada diri seseorang. Dahulu agama memang ada aturan bahwa jika seseorang sudah besar maka tidak boleh menyentuh wanita yang sudah besar. Artinya dalam proses cium tangan ini, jika anak didik sudah besar, maka Ibu Guru cukup memberi isyarat dengan tangan, sehingga terhindar dari kontak fisik yang dilarang agama.
c.       Menambah Mata Pelajaran Biografi Para Tokoh
Pendidikan Karakter dapat dilakukan dengan memperkenalkan pemikiran dan perjuangan para tokoh bangsa. Selain itu, juga menanamkan dan menginternalisasi mental juara, serta menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang hampir pudar sekarang ini.
Tentu akan lebih efektif  jika anak didik diberi tugas membuat resensi biografi tokoh. Sehinga, mereka mengenal secara mendalam tentang diri mereka, baik dalam hal perjalanan hidup, pemikiran, latar belakang pendidikan, perjuangan, karya tips-tips mereka dalam meraih kesuksesan hidup.
d.      Membuat pesa-pesan pendek di tempat-tempat strategis
Dalam konteks sekolah, diusahakan ada banyak tempat yang bisa ditempelkan kata-kata mutiara dari para tokoh. Tidak perlu tulisan yang banyak, sedikit saja, asalkan mengenal maka akan membekas dalam pikiran, hati dan sikap anak didik. Kata-kata mutiara tersebut dibuat dalam bentuk permanen dan ada pula temporer. Dalam satu atau dua minggu diganti dengan kata-kata yang lain. Dengan demikian, anak didik mendapat sesuatu yang baru secara terus menerus, sehingga semangat belajar dan berprestasi di dinamis sepanjang waktu.

Pentingnya Motivasi dalam Belajar



     Pentingnya motivasi dalam belajar.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.
a.       Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut.
1)   Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.contohnya ada seorang siswa yang kurang behasil menangkap isi bacaan maka ia terdorong untuk membacanya lagi.
2)   Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dibandingkan dengan teman sebayanya. Contoh jika terbukti usaha belajar siswa belum memadai, maka ia akan berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3)   Mengarahkan kegiatan belajar. contohnya setelah siswa sadar/ mengetahui bahwa dirinya belum belajar secara serius maka ia akan mengubah perilaku belajarnya lebih serius.
4)   Meningkatkan semangat belajar.
5)   Menyadarkan  tentang adanya perjalanan belajar kemudian bekerja.

b.      Bagi guru pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut.
1)      Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2)      Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas sehingga guru dapat menggunakan bermacam-macam srategi dalam mengajar.
3)      Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberian hadiah, atau pendidik.